I Dont Believe In Valentine

Feb 14, 2012 15:54

14 February adalah hari raya bagi para pasangan, sementara buat para jomblo, sebagian melakukan denial dengan mengatakan "just another ordinary day" padahal dalam hatinya nangis bombay! Sebagian lainnya, membuat ficcie valentine, just like me! XDD

Fandom: Queer As Folk
Pairing: Brian Kinney, Justin Taylor
Summary: I don't believe in valentine, but I do believe in chocholate
Warning: un-betaed, un-scripted, and lemon!! *snicker*
Disclaimer: I WISH THEY'RE MINE!

****
"Brian, kau tahu besok hari apa?", tanya Justin tiba-tiba.

Malam itu, bukannya berada di Babylon, keduanya sibuk dengan pekerjaannya.  Justin dengan sketsa-sketsanya, sementara Brian sibuk di depan komputernya.

Brian mengangkat wajahnya, bingung "eh...hari Selasa.."

"Iya aku tahu hari Selasa, kau tahu tanggal berapa?", Justin tampak tidak sabar

"Hey ada apa dengan mu, Justin, kepala mu terbentur atau apa? Sampai lupa hari dan tanggal", Brian menaikkan alisnya

"Pernah dengar Hari Valentine? 14 Februari, yang kebetulan adalah besok, adalah Hari Valentine. Hari raya buat para pasangan untuk menunjukkan kasih sayangnya dengan coklat, bunga dan hal-hal romantis lainnya," Justin melemparkan pandangan putus asa ke Brian.

"Hemm...kedengarannya seperti konspirasi pabrik coklat agar produknya laku tuh...", sahut Brian datar, senyum tipis menghiasi bibirnya.

"Hah..terserah kau saja...", Justin mendesah pasrah dan kembali menekuni sketsa-sketsa di depannya.

Tanpa disadarinya, Brian menatap punggungnya, melemparkan pandangannya yang hanya dia berikan pada Justin.

***
"Hai, Daphne"

"Hai, Justin, kau mau tidur di tempatku?" Daphne tertegun di depan pintu apartemen nya melihat Justin membawa 1 travel bag, tersampir di bahunya.

"Tidak, hanya coklat. Di kampus, aku menerima banyak coklat hari ini", Justin membuka travel bag nya dan memperlihat tumpukan coklat berbagai merek, berbagai bentuk di dalamnya.

"Maksudmu kau mau aku menghabiskannya, begitu?", Daphne mengedikkan kepalanya.
"Terserah mau kau apakan", Justin menghempaskan tubuhnya di tempat tidur, menatap langit-langit, kemudian mendesah pelan.

"Kenapa? Soal Brian lagi?"

"Aku tahu, Brian bukan tipe romantis. Brian tidak akan melakukan candle light dinner atau semacamnya, apalagi memberikan coklat atau bunga di hari Valentine. Kau tahu, Daphne? Menurutnya, Valentine hanya bentuk konspirasi dari pabrik coklat agar produknya laku"

"Brian mungkin tidak pernah melakukan hal-hal itu, tapi bukan berarti dia tidak mempedulikanmu kan? Kau seharusnya lebih tahu dari aku", Dahpne menyingkirkan rambut di dahi Justin, menyelipkannya ke telinga. Bertahun-tahun persahabatan di antara mereka telah menjadikan keduanya lebih dari saudara.

"Yep, kau benar. Sebaiknya aku pulang, happy valentine", Justin mencium kedua pipi Daphne
"Coklat-coklat itu untukmu", lanjutnya.

"Hai kau curang!", Daphne bermaksud memukul bahu Justin, tapi dia sudah lebih cepat keluar dari kamar Daphne sambil tergelak.

****
Justin meletakkan tasnya di sofa dan melepas jaketnya. Brian belum pulang, loft terasa sepi tanpa kehadirannya. Justin melangkah ke dapur. Brian mungkin akan menolak semua hal yang berbau romantis tapi kalau hanya untuk makan berdua, dia mungkin tidak akan menolak.

Justin baru saja akan membuka pintu kulkas, ketika pintu loft terbuka. Sejurus kemudian, Brian sudah memeluknya dari belakang, membenamkan kepalanya di leher Justin, menciuminya, dan sedikit menekannya.

"Hai, Brian, hari yang berat?", Justin mengacak-ngacak rambutnya.

"Hemm...just want to smell you, you're smell good", Brian mengguman di leher Justin. Justin tertegun, namun membiarkannya, hingga Brian kemudian melepaskannya.

"Bagaimana hari mu?"

"Menyenangkan. Aku mendapat satu tas besar coklat hari ini", jawab Justin sambil terus sibuk menyiapkan bahan makanan.

"Oh, ya, aku juga. Semua orang di kantor memberikan coklat, bunga dan barang-barang menjijikan lainnya. Tapi aku membawakannya satu untukmu", Brian meletakkan sekotak coklat yang tampak terbungkus rapi di meja. Kemudian melepaskan pakainnya satu per satu dan melemparkannya begitu saja di lantai.

Justin terdiam, matanya tertuju pada coklat di atas meja, kemudian tersenyum tipis. Dia memungut baju-baju Brian yang berceceran di lantai dan meletakkanya di keranjang cucian. Kemudian mendekati Brian yang tengah mengenakan baju ganti.

Dasar tidak jujur

Tangannya terulur, memegang kedua sisi wajah Brian.

"Happy Valentines"

"Hemm...I don't believe in Valentine, but my little sunshine believe in it, what can I do", Brian menggerakkan bahunya, memasang wajah tak berdosa.

Justin setengah berjinjit untuk meraih bibir Brian, menyentuhkan bibirnya pada bibir Brian, asking permission to enter. Brian mendesah pelan sebelum membuka bibirnya, membiarkan lidah Justin menjelajahi rongga mulutnya, menggelitik lidahnya, sucking and nibling on his lips. Brian tidak berusaha untuk mengambil alih kendali seperti biasa yang dia lakukan.

Jemari Justin kemudian melepaskan kancing kemeja Brian satu persatu, dan menjelajahi tiap jengkal tubuhnya atas Brian yang kini ter-ekspose.

"Hey, aku baru saja memakai bajuku dan kau melepaskannya lagi?"

"Keberatan?" Justin tersenyum menggoda. Kali ini tangannya sibuk melepaskan kancing celana jeans Brian, boxer-nya dan sejurus kemudian Justin berlutut di hadapan Brian, menengadahkan wajahnya dan dengan sengaja menjilati bibirnya.

"Oh...sunshine...kamu..." suara serak Brian tertahan ketika dia merasakan ujung lidah Justin teasing his leaked crown. Brian gasping when Justin put his cock on his mouth,  sucking and biting all its lenght . Brian let out a moan and pushing his cock down to Justin throat. And when Justin free hand squeeze his balls, Brian can't help to cry out and shoot his cream in Justin's mouth.

"Justin..that's fucking hot"

Justin stands, licking corner of his mouth, his eyes shine, then he smile

"Thanks for the chocolate"

"You're welcome", Brian grabbed Justin neck and kissing him hard, tasting his own taste in Justin's mouth.

My best valentines day ever

*******************

wkwkwk kenapa jadi billingual gini?
Hemm..kurang banyak lemon nya nih, tapi udah gak sanggupppp :))

fanfiction, britin, britin ff, queer as folk

Previous post Next post
Up