Jul 14, 2009 14:30
haaah... akhirnya selesai juga ^^
Mamori Anesaki, boleh jadi siswi paling populer SMU Deimon. Cantik, pintar, baik hati juga anggota komite disiplin sekolah. Namun entah apa yang menyebabkan dia belum juga mempunyai kekasih hingga saat ini.
Sibuk mengurus Sena? Dia sudah tumbuh semakin dewasa dan kuat semenjak bergabung dengan tim amefuto Deimon Devil Bats jadi Mamori sudah bisa melepaskannya. Sibuk dengan tugas-tugasnya sebagai manajer Deimon Devil Bats? Ah... tidak juga. Dia sudah terbiasa melakukan tugas-tugas manajerial seperti itu.
Jadi...?
Dia terlalu sibuk dengan Yoichi Hiruma, sang kapten dari Deimon Devil Bats. Tindakan Hiruma yang tidak bisa ditebak kerap kali membuatnya kerepotan. Hiruma bisa saja memberikan tugas yang tidak dia duga sebelumnya. Misalnya ketika dia tiba-tiba memintanya menyusun bahasa isyarat untuk komunikasi mereka selama pertandingan berlangsung. Meski berat namun Mamori merasa bahwa itu adalah bentuk pengakuan Hiruma akan kemampuannya.
Semakin lama Mamori bersama Hiruma, membuatnya mulai mengenal sisi lain cowok itu. Hiruma yang selama ini dikenal sebagai cowok paling menakutkan diseluruh sekolah, sebenarnya adalah juga orang yang peduli pada orang lain, dengan caranya sendiri tentunya. Dia adalah orang yang “menemukan” Sena. Ha-ha Bersaudara pun akan tetap berpredikat preman sekolah jika mereka tidak “bertemu” Hiruma. Yukimitsu Manabu mungkin akan tetap menjalani masa SMU yang membosankan jika Hiruma tidak “membantunya” pada saat penerimaan anggota baru tim Deimon.
Dan entah sejak kapan perasaan itu muncul. Perasaan ingin mengenalnya lebih dalam lagi, memahami jalan pikirannya juga keinginan untuk selalu bisa berguna bagi dirinya. Namun membaca Hiruma bukanlah hal mudah karena Hiruma selalu menyembunyikan sosoknya dalam wujud setan menakutkan, mengintimidasi orang lain dengan koleksi senjatanya dan buku hitamnya.
Namun Mamori tidak akan pernah menyerah, seperti saat ini ketika keduanya adalah orang terakhir yang berada di ruang klub. Bersama Hiruma, Mamori selalu jadi orang terakhir yang keluar dari ruang klub. Setengahnya adalah karena tugas-tugasnya sebagai manajer klub dan setengahnya lagi karena dia ingin lebih lama bersama sang kapten.
Sambil menghabiskan kue sus terakhirnya hari ini, Mamori mengamati Hiruma yang duduk di depannya, bersandar di sofa, menaikkan kedua kakinya ke atas meja dan sibuk dengan laptopnya. Entah apa yang dikerjakannya. Mencari data calon lawan, meng-hack situs-situs penting atau hanya bermain game? Mamori dan semua anggota klub tak pernah ada yang tahu.
Dan ketika Hiruma menghadapi laptop-nya tak satu hal pun yang mampu mengalihkan perhatiannya, lebih tepatnya ‘tidak berani’.
“Bahkan kehadiranku pun tak mampu mengalihkan perhatiannya...”, Mamori mengguman pelan, setengah menyesalinya.
“Tch. Berisik sekali, manager sialan”
Mamori tersentak, dia tidak menyangka gumanannya terdengar oleh Hiruma. (No wonder, coz he’s the one who got the elf ear ^^)
Hiruma menutup laptopnya, menurunkan kedua kakinya dan mencondongkan tubuhnya ke arah Mamori. Wajah mereka kini hampir tak berjarak. Mamori dapat merasakan hembusan nafas Hiruma di telinganya.
“Jangan terlalu rakus, bisa-bisa lemak di pinggangmu ini akan semakin tebal...”, Mamori dapat merasakan jemari Hiruma yang panjang menyelusup ke balik kemeja dan meremas pinggangnya.
Mamori merinding, tubuhnya serasa dialiri listrik jutaan volt. Dan Hiruma tidak berhenti di situ. Kali ini ujung lidahnya yang runcing menyapu sisa krim yang tersisa di sudut bibir Mamori, kembali mengirimkan sengatan listrik.
“Manager sialan, kita pulang sekarang sebelum kau berubah jadi monster kue sus... khe..khe..khe...”
“Hiruma-kunnnnn.... siapa yang akan berubah jadi monster kue sus, aku cuma menghabiskan... 10 buah hari ini”, wajah Mamori memerah, 10 buah tetap saja sebuah jumlah yang besar. Dia bergegas mengikuti langkah-langkah panjang sang kapten.
Hari itu, Mamori mengenal satu lagi sisi lain Hiruma. Dia bisa mengalirkan listrik...
hirumamo,
fanfiction