#78 first post about railways! :D

Jun 10, 2011 13:52

first, i'm gonna write (mostly) in Bahasa Indonesia.
second, this is pure my personal thought.
third, say hello to railways post! hope i could write more about this thing, i'm a proud railfans :Dv

Jadi, gw dengar dari beberapa berita di TV Nasional kalau PT. KAI (operator tunggal Kereta Api di Indonesia) dan anak perusahaannya, PT. KCJ, akan mulai menerapkan sistem baru terkait angkutan masal khusus untuk daerah operasi Jabodetabek. Ada 2 masalah utama terkait sistem baru ini yaitu, perubahan (BESAR-BESARAN) jalur, dari semula 37 jalur menjadi 5 jalur saja! YESS right, for 5 lines only! dan perubahan sistem kelas untuk KRL di Jakarta.
I don't think this is a good idea, but I truly appreciate their hardwork. PT. KAI (and its subsidiary) needs to change! and i hope this is one of their big step.
Dari semua rencana perubahan sistem, saya paling tidak setuju tentang penghapusan kelas KRL Ekspress. Saya bukan pengguna rutin KRL Ekspress tapi saya merasa penghapusan kelas ini sangat tidak adil bagi banyak komuter. Kata Ibu saya (Ibu saya dulu pegawai PJKA, jadi sampai sekarang saya masih suka tukar pendapat tentang kereta), KCJ merasa Ekspress itu kurang efektif karena tidak semua stasiun/pemberhentian disinggahi sehingga banyak penumpang yang terlantar yang seharusnya bisa di angkut oleh kereta tersebut. Tapi pertanyaan saya adalah "Operasional KCJ ngeliatnya di jam berapa?" kalo bukan di peak hour ya iya mungkin kurang efektif! tapi kalo di jam sibuk dan semua orang butuh mobilitas tinggi jelas ga sesuai. Kalau memang masalahnya kurang efektif, kenapa tidak dirampingkan saja jadwalnya? perpanjang waktu jeda antar kereta di luar jam-jam sibuk, toh saya yakin penumpang Ekspress masih banyak kok! lagipula penumpang Ekspress kan mempunyai pertimbangan memilih Ekspress untuk mempersingkat waktu tempuh. Apa gunanya kami membayar mahal kalau hasilnya tidak maksimal?
Lalu tentang perubahan rute, buat saya sih belum terlalu masalah, secara paling naik kereta cuma dari tebet-depok-bogor jadi gak terlalu kena dampak. Cuma untuk para komuter yang tinggal jauh di pelosok Bogor, Bekasi, Serpong, dan daerah antah berantah lain di Jabodetabek (dan mungkin nantinya saya juga bernasib sama) jelas ini kurang adil. Contoh, saya tinggal di Cakung, selama ini jalur yang umum melayani Stasiun Cakung adalah Bekasi-Jakarta Kota atau Bekasi-Tanah Abang. Ini cuma jalur yang umum ya, masih ada jalur-jalur lain seperti Bekasi-Manggarai atau Bekasi-Kp. Bandang, tapi saya skip karena Manggarai otomatis dilewati jalur yang menuju Tanah Abang begitu pun Kp. Bandang otomatis dilewati jalur yang menuju Jakarta Kota. Rencananya rute baru hanya akan ada Bekasi-Jatinegara-Manggarai-Jakarta Kota. Pertanyaan pertama begitu saya lihat adalah "Terus kalo mau ke Pasar Senen atau Kemayoran naik apa dong?" Ini beneran nanya loh, ga masalah sih pindah jalur ASAL keretanya BANYAK (regular passenger knows this ;p)
Ada banyak untung rugi kalau sistem ini benar-benar dijalankan. Banyak faktor yang membuat sistem ini belum layak sepertinya untuk dijalankan. Lihat saja stasiun-stasiun kita, petugas yang (mayoritas) kurang kooperatif, jadwal keberangkatan yang amburadul, sistem pelayanan yang masih SANGAT KONVENSIONAL (please yah KAI, hari gini beli tiket masih manual?), belum lagi gangguan ini-itu; sinyal, wesel, you-name-it! dan serombongan printilan kecil tapi pengaruhnya besar dalam hal pelayanan ke konsumen.
Keuntungannya,, hhmm, apa yah? paling hanya tidak adanya penumpukan kereta di stasiun yang punya jalur lebih dari 2, saya bilangnya kereta waiting list xD ya karena semua kereta diharuskan berhenti disetiap stasiun dan pemberhentian. DAAAANNN bisa jadi ini justru jadi kekurangan karena waktu tempuh kereta yang menjadi lebih panjang. Noted, perubahan waktu tempuh 5 atau 10 menit di Jakarta, di waktu-waktu spesial, bisa-bisa jadi berjam-jam. Why? like i said before printilannya kebanyakan. Dulu waktu saya masih SMA, kereta langganan saya terlambat dan bahkan akhirnya dibatalkan cuma karena ada penumpang ilegal (karena dia naik di kabin masinis yang justru dibiarkan) iseng ngutak-ngatik pantograf dikereta yang mengakibatkan pantografnya itu turun, darimana keretanya bisa dapet listrik? konyol? MEMANG.
Readers yang belum pernah naik KRL mungkin heran kenapa penumpang dibiarkan naik ke kabin masinis, cuma terjadi di Indonesia mungkin, but that's the truth my dear friends :) Pejabat PT. KAI mungkin bisa koar-koar di TV bilang itu semua ditertibkan, tapi apa mereka benar-benar tahu fakta dilapangan? Kalau pembelaannya cuma kurang armada, KLISE! makanya pak, kalau mau impor kereta jangan ditilep uangnya.
Kereta kita banyak yang afkiran dari Jepang dan banyak dari produk-produk awal sekarang sudah banyak yang tidak digunakan karena rusak lalu sparepart-nya susah didapat, entah karena produsennya tidak mau menjual sparepart-nya atau karena memang sparepart-nya sudah tidak diproduksi lagi. Kan sudah bekas dan di Jepang memang sudah tidak ada lagi kereta sejenis yang beroperasi.
Menurut saya, pemerintah tidak pernah adil dalam hal transportasi publik. Semua transportasi publik di negara ini hanya dicitrakan seakan-akan diurus tapi hasil real yang diterima masyarakat tidak pernah memuaskan. Memang benar ada wacana bahwa jika sistem ini diterapkan, jalur kereta akan diintegrasikan dengan rute Transjakarta (yang berpotongan) tapi apa benar semua pihak siap? saya sebagai pengguna aktif Transjakarta merasa selama ini Transjakarta masih sangat jauh dari siap. Intinya sama lah, jumlah armada tidak sesuai dengan jumlah penumpang. Saya pribadi tidak mempermasalahkan bus/keretanya penuh, wajar kalau di jam sibuk penuh. Tapi ya itu jadwal kedatangan dan keberangkatan armada yang tidak pernah bisa diprediksi membuat persebaran penumpang tidak rata. Ada bus/ kereta yang lenggang tapi ada yang penuhnya amit-amit, bagaimanapun juga kami butuh Transportasi yang layak dan manusiawi. It's not like we ride those for free, no? we do pay for it!
Padahal kan kalau Transportasi umum kita nyaman, banyak hal yang bisa diselamatkan termasuk duit subsidi BBM yang harusnya bisa buat biayain kepentingan publik lain, belum lagi pengurangan polusi.
Tapi yah, jadi warga dunia kelas 3 emang harus sabar, banyak doa, kali aja pejabatnya bisa sadar kalau di doain orang sejakarta ;p Semoga aja by 2014 saya udah ga tinggal di Jakarta, daripada emosi jiwa tiap hari :)

!rambling, !railwaypost, !miscellenous

Previous post Next post
Up