Apr 09, 2016 23:36
Halo-halo, gue disini! Ngomongin nikah di umur segini emang kayanya seru banget ya. Haha. Okay, di malam minggu yang random ini gue akan berceloteh memaparkan pandangan gue mengenai fenomena pemuda/i masa kini yang udah mulai galau-galau mikirin nikah. Cekidot guys ^^
1. Perbaiki Niat
Ngeliat tetangga kanan-kiri depan-belakang udah pada nikah jadi kepengen? Haha, wajar. Kalo dulu masih satu-dua undangan dalam 3 bulan mungkin nggak begitu kerasa ngebet, eh tapi pas dapet undangan tiap minggu, kok rasanya cuma gue ya yang belum nikah? Duuuh.. Hahaha. Guys, jangan sampe motivasi nikah kita hanya karena hal-hal sepele seperti itu. No! Plis jangan gitu loh ya. Menikahlah dengan motivasi positif, seperti contohnya ingin menghindari perbuatan zina. Nikah itu bukan balapan kok guys, belum tentu yang nikah duluan pasti hidupnya bahagia aman sentosa. Bukan berarti juga kalian yang belum nikah emang nggak laku, mungkin Allah hanya menunda waktu tayang episode bahagia kalian itu. Yakin aja deh pokoknya, kalian akan ditakdirkan untuk menikah di waktu yang tepat.
2. Komitmen
Kalo bicara soal pernikahan, sepasang manusia udah bukan lagi hanya mengumbar janji ini itu untuk bahagia bersama selamanya. Ceilah.. Justru pernikahan merupakan ujian komitmen terbesar dalam hidup, apakah janji-janji manis yang dulu diucapkan dapat terus dipertahankan? Apakah kalian berdua sanggup hidup dengan saling menerima perbedaan? Sanggupkah kalian bertahan, menguatkan satu sama lain, ketika masalah menimpa? Hahaha. Intinya, gali sedalam-dalamnya personality calon kalian, bukan hanya bagaimana perilakunya saat bersama kalian aja, tapi keseluruhan pola hidup sehari-hari. Jangan lantas ketika kalian sudah dibutakan oleh perasaan suka satu sama lain, jadi lupa mempelajari karakter masing-masing. Akibatnya setelah nikah kalian takutnya merasa shock "Kok dia gini sih? Kok dia gitu sih? Perasaan dulu nggak deh."
3. Terus Memperbaiki Diri
Proses belajar kan bukan cuma di bangku sekolah guys. So, dalam kehidupan sehari-hari pun kita juga perlu belajar. Bagaimana menjadi muslim yang baik, hablumminallah dan hablumminannaas. Muslim yang baik itu ketika bersalah Ia tak sungkan meminta maaf, selalu berperangai santun dan sopan, serta memperbaiki kuantitas dan kualitas ibadah. Nah bagi perempuan khususnya, kita ini pasif. Sebagai objek yang akan dipilih. Cowo itu lumayan picky, jadi kitanya juga harus ningkatin kualitas setinggi-tingginya. Eits, bukan berarti laki-laki nggak perlu memperbaiki diri. Jangan salah loh ya, modal ganteng doang nggak cukup untuk memimpin rumah tangga. Ganteng juga nggak bisa diuangin atau dikonversi jadi makanan lezat bergizi. Hahaha. Jadi nih ya, baik cewe maupun cowo, wajib hukumnya untuk terus mengevaluasi diri, meng-upgrade hidup masing-masing setiap saat. Inget kan kalo laki-laki yang baik untuk perempuan yang baik dan perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik? Hehe.
4. Temukan calon yang tepat
Yes, harus teliti sebelum membeli deh pokoknya. Hahaha. Banyakin istikharah dan sedekah dalam menentukan pilihan. Karena orang yang bakal kita pilih bukan yang cuma nangkring nemenin setahun dua tahun, tapi seumur hidup. Kalo nyesel bisa ribet deh segala urusan. Makanya kita kudu hati-hati dalam memilih. Salah satu hal yang perlu didiskusikan lebih jauh ketika dua orang memutuskan untuk menikah ialah rencana di masa depan. Bagaimana stategi kalian dalam membangun keluarga? Siapkah kalian menerima kondisi masing-masing dengan latar belakang keluarga yang sangat berbeda? Menikah itu kan mempersatukan dua keluarga ya guys, jadi pastikan kalian sudah mempelajari seluk-beluk keluarga si calon. Terus juga jangan sampe mempercayai penuh kata-kata orang. Misal ada yang bilang, "Eh si X baik tuh, kayanya cocok deh sama lo." Terus kita langsung telen aja itu testimoni. Bahkan langsung baper lagi sama cowo itu. Wah, kalo masalah baik doang mah penjahat juga punya sisi baik. Jadi, upayakan jangan ambil informasi hanya dari satu sumber ya, biar valid. Tapi juga jangan sampe lebay mentang-mentang pengennya yang sekaya Nabi Sulaiman, seganteng Nabi Yusuf, sejujur Nabi Muhammad, semua cowo yang ngelamar langsung ditolak mentah-mentah. Hehe. Lagian nggak ada juga kali cowo yang begitu, udah ah realistis aja! Ya seenggaknya kita tau lah ya kelebihan dan kekurangan calon kita sambil siapin amunisi plus strategi back up untuk saling melengkapi satu sama lain.
Begitu...
Intinya mah kita harus sabar dan banyak doa. Mohon ditunjukkan jalan terbaik dalam setiap keadaan, terutama untuk masalah pernikahan. Duh ini gue ngomong udah kaya orang expert gimana gitu, padahal nikah aja belum. Hahaha. Gue nulis ini sebenarnya untuk diri sendiri juga kok ^^ Hehe.