Drabble HSJ : Candle Light Dinner (?)

Nov 07, 2016 20:26

Title : Candle Light Dinner (?)
Author : bluesatellite4
Genre : Romance
Character(s) : Yabu Kota, Inoo Kei

Disarankan untuk melihat ini dulu kalau penasaran/bingung/baru pertama baca tag dormlife ^^
Hey Say Jump Dormlife


Kadang, Inoo Kei itu ratunya bikin hidup Yabu susah. Tapi kadang juga, Yabu memang terlalu ngga peka dan itu bikin hidupnya sendiri susah. Inoo Kei yang adalah pacarnya memang ngga jelas dan aneh, tapi Inoo juga tetap uke biasa yang ingin diperhatikan dan dimanja. Terutama dengan kenyataan kalau dia itu banyak kerjaan dan tiap pulang ke rumah yang dibawanya cuma capek. Meski cuma lima menit, Inoo pingin Yabu memperhatikan dan merawatnya di saat dia kecapekan itu.

Tapi ngga ada yang bisa menyingkirkan sepak bola dari otak seorang Yabu Kota. Kalau dikasih kesempatan buat nonton bola 24 jam non-stop, dengan senang hati Yabu bakal nge-lem bokongnya di sofa dan ngga akan bergerak sesenti pun dari depan tivi. Ya, se-terobsesi itulah Yabu pada sepak bola. Ngga ada satu orang pun yang bisa menghalanginya untuk menonton setiap pertandingan yang ada di tivi. Termasuk pacarnya yang cantik jelita bak dewi khayangan, Inoo Kei.

Sepak bola telah menjadi orang makhluk ketiga yan sering bikin Inoo mengamuk ke Yabu.

Contohnya hari ini. Inoo yang sudah merengek minta dijemput dari studio tivi oleh Yabu, malah pulang diantar Daiki yang kebetulan habis dari H*perm*rt. Menurut Daiki, Yabu yang menyuruhnya mumpung selajur dan akan menghemat bahan bakar.

Tentunya, Inoo tahu bukan hanya karena Daiki kebetulan keluar jadi dia yang menjemput Inoo pulang. Melainkan, persis seperti yang disaksikannya ketika masuk rumah, Yabu sedang asyik menonton bola di tivi ruang tamu. Inoo melempar sepatunya ke arah Yabu.

“Yabu-chan jahat!!” Inoo berteriak keras dan berlari ke kamarnya dengan dramatis. Dia memang drama queen. Mungkin ketularan Yamada.

Yabu baru sadar saat dia menyaksikan tatapan prihatin dari kawan-kawan satu grupnya.

“Apa sih?” Yabu garuk-garuk kepalanya yang habis terkena lemparan sepatu. Teman-teman yang lain hanya menghela napas panjang.

++++++++++++++++++

Setelah pertandingan babak kedua selesai, Yabu baru mengetuk pintu kamar Inoo. Tumben-tumbennya, kamar itu terkunci.

“Inoo-chan, aku ijin masuk dong,” panggil Yabu dengan suara yang dimanis-manisin. Hikaru yang kebetulan lagi nyusun lego di dekat sana langsung merinding.

Tidak ada jawaban dari Inoo. Yabu mengetuk lagi.

“Inoo-chan, ngobrol yuk??” masih ngga dijawab.

“Inoo-chan, kamu ngga mati kan?”

Untungnya, kali ini ada jawaban berupa bunyi benda keras yang dilempar ke pintu. Hampir saja Yabu jantungan.

Yabu berpikir sejenak. Sayangnya saat ini Keito, orang yang selalu dimintainya tolong masalah beginian, lagi ngga ada di rumah. Dia lagi pulang nganterin motor ayahnya yang kemarin dia pakai. Yabu berpikir keras. Tiba-tiba, dia dapat inspirasi dari pojok ruangan.

“Dai-chan! Dinner ke luar yuk!” ajak si ganteng Yuya pada brownies kesayangannya yaitu Daiki.

“Ayo! Mau kemana?” sambut Daiki antusias.

“Ke flyover,” Yuya menjawab dengan tampang polos. Daiki mengalami colour failure.

Yabu pun memutuskan hal yang sama. Orang ngambek sih tinggal dikasih makan aja, pikirnya. Yabu pun segera menculik si penanggung jawab dapur aka Yamada.

+++++++++++++++++++

Dengan sogokan berupa satu pak koyo (Yamada kan sedang encok) dan dua kotak strawberry kualitas mahal, Yabu berhasil menyuruh Yamada untuk memasakkannya berbagai hidangan mewah dan berkelas. Dia juga meminta Yamada untuk menyuruh teman-teman yang lain untuk makan malam di luar dan jangan pulang sampai jam 10 malam. Meski ada gangguan berupa Hikaru, si kembaran beda bapak-ibunya itu, ngotot ngga mau makan di luar (Yabu yakin Hikaru cuma pengin ngerjain dia), akhirnya Yabu berhasil memaksa Hikaru dengan ancaman wallpaper kucing di hapenya.

Jadi inilah rencana Yabu. Dia pergi untuk mematikan semua saklar lampu, menjadikan seluruh ruangan gelap gulita. Kemudian, dia akan menggiring Inoo menuju halaman belakang-juga gelap-dan akan menyalakan rangkaian lilin cantik yang tersusun di meja dan sekitarnya. Jadilah mereka akan menikmati candle light dinner yang super romantis dengan alunan music dari playlist yang telah disiapkan.

+++++++++++++++++++

“Inoo-chan, kalau kamu ngga buka pintu ini, aku dobrak loh!” ancam Yabu, setelah lima menit menggedor pintu kamar Inoo dan tidak kunjung dibukakan oleh empunya. Akhirnya, Inoo dengan wajah super masam, muncul di balik pintu.

“Ya ampun beb, kuat amat sih ngambek selama ini,” komentar Yabu.

“Huh,” Inoo mendengus. “Mau apa? Kok ruangannya gelap gini?” tanyanya. Lalu Yabu nyengir.

“Aku punya surprise buat kamu, yuk,” Yabu menarik tangan Inoo.

“Gelap. Nyalain lampunya dulu,” tolak Inoo.

“Ngga perlu. Yuk,” Yabu menarik tangan Inoo dengan lebih kuat.

“Iihh ngga mau!! Gelap!!!” Iya, udah ingat kan yang namanya Inoo ini takut banget sama gelap? Tapi entah Yabu emang bego, atau emang sadis, dia menarik Inoo keluar dari kamarnya yang terang benderang ke ruang tengah yang gelap gulita.

“Yabu-chaaan!!! Gelap!!!” Inoo langsung memeluk tangan Yabu dengan erat. Yabu cengar cengir, dasar modus.

“Mau kemana sih?” tanya Inoo nyolot.

“Ke halaman belakang sebentar,” jawab Yabu santai.

“Hah?! Di luar kan gelap banget! Ini ada apa sih? Lagi mati lampu ya?!” Inoo marah-marah.

“Inoo-chan kalau protes terus ku cium loh,” canda Yabu. Inoo mendengus.

“Cium aja keles, pake ngancam segala,” cibir Inoo. Hampir aja Yabu kesandung lantai.

Akhirnya mereka sampai di halaman belakang.

“Iiihh gelap banget!!” rengek Inoo. Lalu Yabu melepaskan pelukan Inoo di tangannya. “Eh, Yabu-chan mau kemana??” jerit Inoo.

“Bentar, ada persiapannya,” kata Yabu. “Kamu diam aja dulu di situ.”

Lalu Yabu berjalan dengan santainya ke arah meja yang sudah disusun dan di dekor dengan baik olehnya. Suasana halaman yang gelap membuat Yabu sedikit berhati-hati ketika melangkah. Jangan sampai dia merusakkan susunan lilin-lilin di sana. Tapi ketika Yabu menyalakan korek, dia baru sadar…

… ngga ada satu pun lilin yang tersusun di meja. Atau dimana pun.

Lah kemana lilin-lilin itu?

“Yabu-chan, sudah belum??” panggil Inoo, membuat Yabu kaget.

“Eh, iya, bentar. Ada sedikit persiapan,” jawab Yabu. Dengan cepat, Yabu menengok ke sana kemari mencari lilin yang serasanya sudah dia persiapkan sambil mendekor halaman tadi.

“Kamu ngapain sih celingak celinguk sambil megang korek begitu? Hati-hati loh,” komentar Inoo.

“Inoo-chan berisik banget sih daritadi,” tanpa sadar Yabu mencibir. Inoo langsung cemberut. Dasar kebiasaan, diomelin dikit aja langsung melawan, pikir Inoo.

“Anu, Inoo-chan, aku kayaknya mau ke dalam dulu ya,” kata Yabu hati-hati dan tentu saja Inoo langsung menjerit.

“Hah?! Terus kamu mau ninggalin aku sendiri di sini gitu?! Ngga mau!!”

Yabu mesti nutup kuping rapat-rapat demi mendengar suara Inoo yang udah cempreng makin cempreng gara-gara teriakan itu. “Please, bentar aja kok! Kalau ngga…”

“Apa? Kamu mau ngapain sih sebenernya? Mau ngerjain aku ya?!” amuk Inoo.

“Ya ampun ngga gitu Inoo-chan!” balas Yabu. Duh, kok niatnya pingin bikin Inoo senang dengan dinner kejutan jadi gini sih? Gara-gara lilin yang tiba-tiba raib.

“Terus apa? Kok kamu ngga mau bilang?! Yabu-chan jahat, hiks, hiks,” Inoo mulai nangis bombay.

“Yah ini kan kejutan, masa aku bilang-bilang…” Yabu garuk-garuk kepala mendengar Inoo mulai sesengukan. Akhirnya dia menghembuskan napas panjang. “Ya udah, sini deh.”

Yabu menghampiri Inoo dan menuntunnya duduk di kursi. Kemudian Yabu mengeluarkan hapenya dan setelah menyalakan senter dari hapenya dia meletakkannya di meja. Jadilah penerangan sementara bermodalkan cahaya hape.

“Sebenarnya aku nyiapin dinner istimewa buat kamu,” kata Yabu, menunjukkan hidangan makan malam yang tersusun rapi di meja. Tidak lupa dengan sebotol wine yang ngga tahu juga itu wine asli atau Fanta. “Rencananya aku bakal bikin candle light dinner yang bagus banget. Dengan susunan lilin-lilin di meja dan sekitar kita,” jelasnya.

Inoo bengong mendengarkan.

“Tapi bener loh, rasanya aku udah nyiapin lilin disini, tapi entah kenapa kok ngilang. Jadi aku cari bentar ya ke dalam, Inoo-chan di sini aja bentar,” kata Yabu.

“Ih, ngga mau. Gelap-gelap sendiri disini. Kalau ada “makhluk” lain yang nemenin aku gimana?” jawaban Inoo langsung bikin Yabu cemberut. Tapi Inoo malah senyum. “Kita makannya gini aja,” katanya.

“Hah, gelap-gelapan gini?” kata Yabu.

“Engga sih, ini ada cahaya dari hapemu. Ini aja sebagai ganti lilinnya,” Inoo nyengir.

“Lah, bukan candle light dinner dong,” protes Yabu.

“Judulnya ganti aja jadi phone light dinner,” lalu Inoo mulai ketawa geje. Yabu hampir nganga ngeliatnya. “Makan sekarang yuk!”

Kayaknya Inoo udah kembali normal, pikir Yabu. “Inoo-chan udah ngga marah?” tanyanya.

“Engga, emang daritadi aku marah?” sahut Inoo santai. Oke, sekarang rasanya Yabu pingin ngelempar kepala jamur Inoo dengan gelas.

“Oya, makasih ya surprise-nya,” kata Inoo dengan tampang imut. Tangan Yabu yang tadi mengangkat gelas jadi terhenti.

“Eh, tapi kan gagal,” kata Yabu salah tingkah. Cie, bisa salah tingkah juga ya.

“Engga papa, kan Yabu-chan udah niat. Terus jadinya lucu gini. Yabu-chan banget,” Inoo tertawa imut. Rasanya jantung Yabu jadi berdebar dua kali lebih cepat. Meskipun gelap-gelap gini keimutan Inoo tetap terpancar jelas.

Oya, Yabu jadi kagum sama Keito. Rupanya, apa yang selalu dikatakan Keito itu benar. Uke itu makhluk yang polos. Dikasih beginian aja senangnya minta ampun. Padahal berhasil aja nggak. Benar apa yang dikatakan Keito. Yang penting adalah bagaimana pembawaan Yabu untuk meyakinkan Inoo kalau dia sebetulnya perhatian. Padahal bikin rencana juga dadakan. Uke memang gampang ditipu.

Tapi ngga papa deh. Sekali ini, Yabu berhasil memenangkan hati Inoo tanpa bantuan siapa-siapa. Bangga dikit lah.

“Oh iya, ada lagunya nih,” kata Yabu. Dia memilih playlist yang sudah disiapkannya di hape. Yang terputar adalah lagu duet mereka yaitu ‘Oto’.

Malam itu, meski surprise dinner romantisnya gagal dengan gaje, Yabu tetap sukses bikin Inoo tersipu-sipu malu.

+++++++++++++++++++++

S.E.L.E.S.A.I

+++++++++++++++++++++

O.M.A.K.E

Yabu bertanya pada Yamada.

“Hah, kardus yang di dekat pintu itu dipakai ya? Kirain ngga, jadi aku buang ke gudang,” jawab Yamada atas pertanyaan Yabu mengenai apakah dia melihat keberadaan kardus lilin yang disiapkannya saat mendekor halaman.

Hari itu Yamada mendapatkan kenang-kenangan sentilan keras dijidatnya, karya Yabu Kota.

+++++++++++++++++++++

T.A.M.A.T

dormlife, hey say jump, ch: yabu kota, ch: inoo kei, drabble

Previous post Next post
Up