Title: Dua Orang Menyedihkan (Chapter 3/?)
Character(s) or Pairing(s): Indonesia(OC), England, America, Jakarta(OC)
Rating: PG-13
Warnings: Cerita gak jelas. Jayuz.
Summary: Indonesia mengajak England tawuran...
Chapter 3: Punk & Preman
Kita kembali lagi ke bar…setelah adegan ala sinetronnya Indonesia, kedua negara ini kembali bercakap-cakap lagi. Tiba-tiba sebuah ide cemerlang muncul di kepala Indonesia.
“Oiya, ngomong-ngomong era punk benar-benar nge’boom’ di tempatmu kan, England?” Indonesia kembali memulai percakapan.
“Hm? Ah, iya. Dulu pas era punk itu seru banget. Dengerin music rock, teriak-teriak di jalanan, ah, rasanya gw kayak ABG lagi.” England memejamkan matanya. Pikirannya terbayang-bayang ke masa di mana ia memainkan gitarnya di sebuah klub tiap malam sembari meneriakkan kata-kata anarkis.
“Wah! Gw penggemar beratnya the Beatles lho! Mereka keren banget!”
“Hehehe…iya kan? Ah, Gw jadi kangen sama masa-masa itu. Gw bisa ngelakuin apa aja semau gw. Meskipun akhirnya diocehin sama ratu juga sih.” England ingat saat era punk perlahan-lahan menghilang dari negaranya dan saat itu sang ratu menceramahinya sehari semalam karena telah melalaikan pekerjaannya.
Indonesia tersenyum licik. Rencananya untuk kembali menarik sisi ‘punk’ England sepertinya mulai membuahkan hasil. “Ternyata, meskipun England ngaku-ngaku gentleman tapi dia masih tetep kayak preman. Bagus deh, kalo dengan bantuan England gw bisa menang gampang nih”, pikir Indonesia.
“England,” Indonesia mengecilkan suaranya seakan-akan ia sedang mengatakan sebuah rahasia terpendam yang tidak seharusnya diketahui orang lain. “Sabtu ini di rumah gw bakalan ada tawuran. Lo gabung, ya? Bantuin gw gitu.”
“Oh iya, yang begituan masih sering ya di rumah lo. Boleh juga tuh! Itung-itung di rumah lo ini, gak bakalah ketauan ratu! Eh, tapi Sabtu ini kan kita ada rapat.”
“Ya, abis rapat aja. Langsung ya? Lo pake baju punk lo donk! Ntar gw pake baju preman gw deh.” Senyum Indonesia mengembang layaknya bunga bangkai yang baru mekar.
“Sip dah!” Entah karena pengaruh alkohol atau memang sisi punknya sedang keluar, England langsung setuju begitu saja dengan rencana Indonesia.
Maka saat rapat G-20 selanjutnya, para negara lain hanya bisa cengo melihat England yang datang ke rapat dengan dandanan ala punk, yaitu dengan rambut dicat warna-warni, jaket kulit hitam, celana jeans sobek-sobek, beberapa tindikan di telinga dan di atas alis, dan tidak lupa motor Harley Davidson serta gitar kesayangannya. Sedangkan Indonesia datang bergaya preman dengan rompi dan jeans sobek-sobek, kaos oblong yang juga ikutan sobek-sobek, sebuah ikat kepala, dan tidak lupa parangnya kesayangannya.
Alhasil rapat hari itu benar-benar tidak membuahkan hasil (kayak rapatnya pernah membuahkan hasil aja) karena selama rapat England terus memainkan gitarnya, sedangkan Indonesia terus mengelap parangnya.
Tiba-tiba America angkat bicara, “Hey England, Indonesia, dandanan kalian norak ba-“
Sebelum America dapat menyelesaikan kalimatnya, sesuatu melintas tepat di sebelah wajahnya dan menancap di tembok di belakang dirinya.
“-nget.” Glek. America menelan ludah. Ia dapat merasakan beberapa helai rambutnya tidak hanya mendarat di tanah, tapi juga terpotong-potong menjadi kecil tanpa ampun. Ia hanya bersyukur parang tadi tidak ditujukan kearah Nantucket.
“Coba lo ngomong lagi. Apa tadi lo bilang? Dandanan kita APA?” Indonesia bertanya dengan nada mengancam. Pandangannya tidak lepas dari America dan ia mengeluarkan aura gelap yang tidak kalah dengan Russia.
England hanya memberikan death glare ke America tapi ia pun ikut mengeluarkan aura gelap sama seperti Indonesia.
“Ng, nggak koq. Kalian KEREN banget, suer!” America lalu kembali duduk diam dan tenang.
“England dan Indonesia seram ya, da.” Russia berkata sambil tersenyum polos. Tapi seakan-akan menantang kedua negara tersebut, ia juga ikut-ikutan mengeluarkan aura gelapnya. Otomatis semua yang ada di ruangan rapat itu hanya bisa terdiam sementara ketiga negara ini beradu aura gelap.
~~~
Saat Tawuran…
Dua kelompok saling berhadap-hadapan. Masing-masing anggota kedua kelompok tersebut dipersenjatai dengan parang, pentungan, banci kaleng, fujoshi, dan berbagai macam senjata lainnya (ya, saudara-saudara, banci kaleng dan fujoshi adalah senjata yang sangat ampuh terutama untuk melawan laki-laki). Salah satu dari kelompok tersebut dipimpin oleh Indonesia, sedangkan kelompok satunya dipimpin oleh Jakarta. Masing-masing sudah tidak sabar untuk menyerbu kelompok yang lainnya…sampai Jakarta menyadari kehadiran seorang bule yang berdiri di sebelah kakaknya.
Jakarta: A, apa ini? Kakak curang! Masa minta bantuan England?!
Indonesia: Hahahahaha! Biarin! Salah lo sendiri nantangin gw! MWAHAHAHAHAHAHA!!
Jakarta: Te, terus…buat apa itu dua loudspeaker? Dan kenapa kakak dan England pegang gitar? Bukannya kita mau tawuran???
England: Yah, lo liat aja. Yosh, England! Ayo kita mulai!!!
England dan Indonesia mulai memainkan gitar listrik mereka berbarengan. Dan keluarlah not-not balok dari gitar mereka seperti yang terjadi di film Scott Pilgrim vs the World. Not-not balok itu kemudian menghempaskan Jakarta dan “tentaranya”, lalu…
Author: Tu, tunggu dulu! Apa ini?! Kenapa jadinya malah ngelantur sampe minjem ide dari Scott Pilgrim begini??!! Ah, sudahlah…pokoknya yang jelas Indonesia dan England menang. Author sudah capek.