Tas yang Terbuka

Dec 22, 2016 08:58

Sudah seminggu ini aku hanya berkutat di depan laptop kesayanganku. Aku bahkan tak menghiraukan kata - kata Ibu, semenitpun tidak. Aku sangat berdosa, ya, sangat. Tapi apa siapa yang lebih berdosa ketika tugas - tugas presentasi menyambangiku? Aku tidak pernah berharap apapun. Haha… yang kuharapkan hanya keajaiban yang akan terjadi dikampus, diperjalanan, di bus, dimanapun. Bukan tugas yang menyiksa.

Tugas presentasi cukup membuatku frustasi. Setiap hari dengan gontai diri ini berjalan menuju kampus. Entah rasanya seperti apa. Mungkin seperti menari diatas awan, hingga aku lupa bahwa aku benar - benar ada pada kegugupan. Padahal baru tadi pagi aku memamerkan hasil karyaku, tapi kurasa aku akan melupakannya, aku bersumpah.

Aku mencoba mengingat - ingat kembali memori apa yang seharusnya tidak kulupakan hari ini. Aahh~~~ di bus, iya, tadi di bus! Bus Transjakarta yang kunaiki tadi. Seharusnya aku mencatat nomor bus itu. Siapa tahu keajaiban akan datang kemudian. Haha…

Awalnya kurasa aku sudah benar - benar lelah untuk berdiri di dalam bus yang sempit. Maka, kuputuskan untuk bersender di tepi pintu otomatis sebelah kiri dari arah berjalannya bus. Dan pintu yang otomatis terbuka aktif di sebelah kanan. Jadi aku bisa bersender dengan leluasa, melihat awan - awan yang tersenyum padaku. Seperti mengatakan sesuatu, “Sebentar lagi kau akan sampai dirumah, dan kita akan berpisah hingga esok datang” itu saja. Walau hanya dalam anganku, namun aku bahagia. Bahagia ini hanya aku yang merasakan, kan? karena aku adalah seorang Aquarian.

Kudengar orang - orang Aquarius itu berbeda, aneh, ideal, dapat berbicara dengan benda yang tak hidup, haha… mana mungkin. Itu sih menurutku. Kalau semua Aquarian bisa berbicara dengan benda yang tak hidup, kurasa tidak akan ada yang mau naik bus ini, kan? tidak, tadi itu hanya intermezo. Kau tahu kan, mahasiswa yang baru saja menuntaskan tugas - tugasnya seperti apa? Bukan dengan cara bersulang atas ketuntasannya, namun salah satu caraku adalah dengan tersenyum lega, pada benda - benda yang tidak seharusnya kusenyumi.

Di sudut aku bersandar, aku tidak memikirkan hal lain. Aku hanya ingin tidur walau sejenak. Sambil berdiri jika aku sanggup. Sungguh, aku tidak bisa menahan rasa kantuk ini. Aku tak tega dengan mataku sendiri, ia bekerja keras dan hanya istirahat selama 4 jam dalam sehari. Itu menyakitkan, kan? Atau aku harus minta tolong penjaga pintu untuk mengusir satu penumpang khusus untukku? Haha… ada saatnya nanti ketika aku beranjak 60 tahun. Tidak perlu mintapun akan dipersilahkan. Hihi…

Percuma. Mana bisa kau tidur berdiri di atas jalanan Jakarta yang bergelombang? Fatal akibatnya. Kau bisa terjatuh, lalu meminta tolong pada siapapun yang ada di sekitarmu. Kemudian orang - orang mulai menertawakan kebodohan dan keanehanmu. Dan satu orang akan bertanya padaku, “ibu ngantuk, ya?” Memikirkannya saja sudah membuatku ingin tertawa. Aku menertawakan diriku sendiri. Haha… baka mitai!

Akhirnya kuputuskan untuk tetap terjaga. Kupaksakan lagi mataku untuk tetap stand by. Sampai nanti aku sampai dirumah, yang pada kenyataannya aku tetap tak bisa tidur nyenyak karena nenekku selalu memanggilku atas alasan apapun. Sebenarnya ia hanya minta ditemani, aku tahu. Haha…

Ketika bus memasuki halte berikutnya, entah warga - warga macam apa yang masuk ke dalam bus ini? Ada 2 anak SMA yang cekikikan di hadapanku. Padahal, aku sudah berada di pojok sudut yang kuharap tak ada seorangpun ada di dekatku, apalagi orang itu cekikikan tidak jelas di hadapanku. Hey, aku adalah seorang Aquarian. Aku tak suka ada di dalam keramaian. Aku senang berpojok - pojok tanpa berinteraksi dengan orang lain. Aku hanya memperhatikan mereka. Aku tak berbicara. Aquarians mayoritas adalah orang - orang yang bungkam. Bahkan ketika terjadi kecelakaan sekalipun. Ia hanya akan terkejut lalu leave it behind. Haha… Jangan pernah meniru apapun yang negatif dari seorang Aquarian. Mereka semua tak akan menghiraukan apa yang kau katakan dan lakukan, kecuali kau mengusiknya. Percayalah padaku!

Kini duniaku buyar. Perhatianku teralihkan pada 2 anak SMA dihadapanku ini. Sungguh, mereka sangat mengganggu! Bisa - bisa nya mereka tertawa dengan suara yang menembus headphoneku yang sedari tadi menyanyikan lagu - lagu Arashi favoritku. Mereka memang tidak suka dengan kebahagiaanku, ya pasti. Mereka ingin merusuhkan pikiranku hingga awan - awan tak mungkin lagi berkomunikasi denganku. Langit tiba - tiba berubah biru, tanpa awan - awan menghiasi. Sedikit mendung memang. Dan ini semua adalah salah mereka! Huh…

Baiklah, tidak ada yang dapat kulakukan selain melihat tingkahnya yang semakin mengundang perhatian penumpang yang lain. Kupikir, masa SMA-ku tidak sehits ini. Bahkan belum ada bus Transjakarta pada saat itu. Mana mungkin aku bisa tertawa di dalam keheningan seperti yang kulihat sekarang ini? Dulu aku adalah penumpang setia Metro Mini. Yang notabene nya adalah ugal - ugalan dan menakutkan. Tapi, aku dan teman - temanku tak pernah menyayangkan masa - masa yang berlalu semenantang itu. Kau tak akan mengulanginya lagi, kan? Ya, Metro Mini adalah bus kenangan siswa SMA-ku dulu. Tanpanya, kami tidak akan bisa kenalan dengan pengamen super ganteng yang menyediakan fasilitas request bagi kaum - kaum yang sedang dalam masa galau. Itu penting bagi kami!! Bahagia itu sederhana, kan?

Tak terasa bus ini telah sampai di pemberhentian selanjutnya. Dan selanjutnya biasanya akan terasa lebih padat. Hingga besar kemungkinan aku berbenturan dengan punggung laki - laki yang membelakangiku. Tapi tidak untuk saat ini. Itu biasa terjadi di pagi hari. Pagi hari di kota Jakarta adalah pagi yang menyesakkan dan juga menyenangkan. kalau - kalau kau ada di belakang pria berkemeja yang membawa tas ala - ala kantoran, maka kau adalah kaum yang sangat beruntung. Karena wangi parfum mereka akan membuatmu lupa bahwa kau sedang ada di bus Transjakarta yang sesak. Sesaat kau akan merasa bahwa hidup ini sangat berharga. Haha… Aku hanya menyukai wangi - wangian yang maskulin, tidak bermaksud untuk mengendus - endus tubuh mereka, apalagi punya niatan untuk memeluknya. Itu adalah pikiran yang sangat kriminal. Dimana letak sisi kewanitaanku kalau begitu? Muri da yo!

Setiap pintu terbuka, aku biasanya selalu melihat ke arah itu. Takut - takut ada manula atau ibu - ibu yang membawa anak yang tidak mendapatkan haknya. Jadi aku bisa segera lapor ke penjaga pintu bahwa ada orang yang lebih berhak untuk dapat tempat duduk. Bukankah itu adalah tindakan yang tepat sebagai penumpang bus Transjakarta? Aku adalah Aquarian, dan Aquarian adalah tipe - tipe yang idealis. Aku tidak pernah mau duduk di kursi prioritas, karena itu bukan hakku. Karena itu tidak diperuntukan bagi orang umum. Walaupun kenyataannya, yang lain akan menduduki kursi tersebut.

Pintu terbuka, penumpang baru mulai memasuki bus. Beraneka macam wajahnya, aku mengalihkan pandanganku ke arah lain. Mataku tak kuat melihat kesekeliling bus dengan wajah - wajah yang berbeda. Terkecuali ketika member Arashi yang masuk ke dalam bus ini. Kurasa rasa kantuk dan lelahku hilang seketika. Wahai Arashi, aku sedang memuji kalian, maka dengarkan aku baik - baik!

Salah seorang cowok berdiri tepat di sampingku. Dengan tas yang terbuka nganga, hingga aku dapat melihat isi tasnya. Tas itu mencuri perhatianku juga. Entah, 2 anak SMA yang masih cekikikan di hadapanku kuanggap mereka sirna. Kini cowok ini yang mengalihkan perhatianku. Dan benar saja, aku benar - benar memperhatikan tas nya yang terbuka untuk waktu yang lama. Aku seperti maling, melihat kearah sekitar, ketika aman, aku akan mulai beraksi. Tapi tidak. Aku bukan pencuri. Lagi pula aku tidak melihat ada dompet. Yang kulihat hanya peci dan sebotol minyak wangi isi ulang yang sepertinya familiar bagiku. Wanginya pun sudah sangat sering kucium.

Cowok itu tidak bergeming. Apa ia benar - benar tak sadar bahwa tas nya terbuka? Bisa saja barang - barangnya berceceran, kan? Apa aku harus menepuk pundak cowok itu lalu berkata, “maaf mas, tas nya kebuka tuh!”. Tapi percuma! Ada headphone yang ia pasang di kedua telinganya. Kemungkinan ia tak akan dengar apa yang kukatakan. Persepsi orang lain bisa lain nantinya. Mungkin saja 2 anak SMA itu akan berpikir bahwa aku mengajak cowok itu berkenalan karena penampilanku dengannya tidak jauh berbeda. Bedaya adalah ketika aku dipanggil. Banyak orang yang memanggilku dengan sebutan “Ibu”. Padahal umurku baru 22 tahun. Apa wajahku setua sebutan untukku?

Kesadaranku mengalahkan anganku. Jelek sekali pemikiranku barusan!!! Kalau kau melakukan hal yang mulia, orang lain akan segan padamu, Des! Aku berusaha memotivasi diriku sendiri. Mengumpulkan nyaliku untuk menepuk pundak cowok dengan tasnya yang terbuka. Sejauh bus melaju, nyaliku tak juga memuncak. Padahal, jarak tanganku hanya beberapa senti dari pundaknya. Tapi… tapi… tapi… terlalu banyak tapi!!!

Cowok itu menengok ke kanan ke kiri. Ia sangat terjaga. Tapi, rasanya aku ingin teriak, “Oi!!! Tas mu terbuka, tuh!!! Menolehlah kebelakang!!”. Dan ia akan melihat kearahku. Pasti. Lalu aku terbuai dengan ucapan terima kasihnya yang lembut. Aahh~~ lagi - lagi aku hanya bermimpi. Kenapa bisa - bisa nya aku bermimpi disaat sengit seperti ini? Sengit apanya? Aku hanya butuh keberanian untuk menyapanya, kan? Tak ada maksud lain. Lalu, kenapa aku tidak melakukannya? Apa karena dia cowok? Iya, dia seorang cowok, dengan tas nya yang terbuka. Oh Tuhan… kenapa dia harus ada di sampingku dengan tasnya yang terbuka? Dia membuatku khawatir dan kikuk!!! Aku benci kehadirannya!!!

Oke, begini saja, kalau aku turun lebih dulu, aku akan menyapanya bersamaan dengan langkah kakiku. Ya, begitu saja. Itu akan lebih baik, aku rasa. Tidak akan ada persepsi bahwa aku bermaksud mengajaknya berkenalan. Aku adalah wanita sekarang. Wanita harus menjaga sikapnya, kan? Then stay calm dan beautiful…

Semakin aku menunggu momen itu, semakin aku salah tingkah. Semakin aku ingin dia sadar dengan sendirinya. Aku ingin dia menolah ke belakang dan menyadari bahwa sedari tadi tasnya terbuka tanpa harus ada yang memberitahunya. Aku mau dia sesimpel itu. Hanya itu. Tapi ia tidak melakukan itu!!! Aku kesal!! Seharusnya dia lebih berjaga - jaga!!! Seharusnya ia menggendong tasnya di depan dadanya agar tas itu tidak terbuka nganga!!!! Lalu, kenapa aku yang harus khawatir? Toh, itu hanya sebuah tas yang terbuka. Lalu kenapa? Kenapa aku memusingkannya? Kenapa aku harus terbawa suasana seakan tas itu adalah hidup matiku? Aku ini kenapa?
Oh… bukankah aku seorang Aquarian? Bukankah seharusnya aku dapat berbicara dengan tas itu? Aku akan berkata, “Hey, pemilikmu tidak sadar bahwa kau terbuka!! Guncangkan dirimu hingga ia tersadar!!”. Kurasa aku sudah gila! Gila karena sebuah tas yang terbuka. Ingin rasanya aku raih tas itu lalu mengaitkan resletingnya cepat - cepat saat aku hendak melangkah keluar. Dan dia hanya menganga melihat tindakanku. Karena aku tidak terlalu dominan dalam berinteraksi. Aku tidak pandai berbicara dengan orang yang belum kukenal. Aku seorang Aquarian dan kau harus tahu itu, wahai cowok dengan tas yang terbuka!!!!

Tidak disangka, dia turun lebih dulu. Satu halte sebelum akhirnya aku benar - benar keluar dari bus yang seharusnya kucatat nomor serinya. Bus yang membuat perjalananku kisruh dengan tindakan bodoh dan memalukan. Haha… Tapi itu semua membuatku bahagia. Kuanggap sebagai keajaiban yang Tuhan anugerahkan padaku saat itu. Aku penasaran bagaimana keajaiban - keajaiban yang akan Tuhan anugerahkan pada hari - hari selanjutnya, ya? Aku menunggu momen itu. Dan takkan pernah kulupakan. Karena aku mencatatnya. Semua memori itu, Aquarian akan sangat menghargainya.

16 Desember 2016
Matsumoto Des ^^v
***

random story: aquarians

Previous post Next post
Up