The Mysterious Castile Eps. 5

Jul 29, 2013 16:48

Title: The Mysterious Castile Eps. 5
Genre: Horor and Mystery
Main Cast: Hey! Say! BEST
Other Cast: Soujiroh Keiko, Soujiroh Naomi, Nikaido Ayumi, Ichiya Yuki, Kyomoto Taiga, Hagiya Keigo
New Cast: Yamada Ryosuke, Kanzaki Noeru, and Hideaki Takizawa
Author: akirayuka Panda-chancan



Aku Soujiroh Keiko adalah seorang manusia setengah vampire, itulah fakta baru yang kuketahui tentang diriku. Aku adalah anak dari seorang vampire bernama Hideaki. Dan ibuku sendiri tak tahu kalau Hideaki adalah seorang vampire. Aku berdiri di depan cermin, kupandangi pantulan diriku, kudekatkan wajahku ke arah cermin kemudian kubuka lebar mulutku dan kuperhatikan barisan gigi-gigiku.
“Kalo aku ini vampire, kenapa aku tidak punya taring?” gumamku “Ah iya aku ini setengah vampire……” lalu apa bedanya aku dengan vampire sempurna?
**********
“ Keigo, kau yakin kalo Keiko itu setengah vampire?” tanya Ayumi pada Keigo yang sedang sibuk membersihkan peluru perak.
“Ya aku yakin! Aku sudah banyak membaca buku-buku tentang vampire, dan kasus Keiko mirip dengan buku yang pernah kubaca. Jika seseorang yang digigit oleh vampire, darahnya akan membeku dan jantungnya akan berhenti berdetak, kemudian akan menjadi mayat hidup atau vampire. Tapi kau liat sendiri Keiko tidak, dia masih hidup dan darahnya berubah menjadi ungu”
“Lalu apa bedanya vampire sempurna dengan setengah vampire?”
Keigo mengerutkan dahinya, “Tidak ada bedanya, mereka sama-sama abadi”
“Kalo begitu Keiko juga minum darah dong?” Ayumi bergidik sambil memegang lehernya.
“Bisa saja….” Keigo menatap Ayumi.
“Keiko mau kemana?”
“Ah, ayah aku mau pergi sebentar ke rumah Ayumi”
“Jangan pulang terlalu malam ya” kata Ayahku.
Aku melemparkan senyuman ke pada Ayah, “Baik”

Sore itu udara sangat dingin, kabut tebal menyelimuti daerah pegunungan di sekitar villa. Aku berbohong pada Ayah, aku tidak pergi ke rumah Ayumi tapi ke hutan dimana kastil itu berada.
Aku berjalan dengan terburu-buru, belum sampai di kastil itu, Kouta sudah menungguku.
“Keiko” panggilnya dari atas pohon
Langkahku terhenti, “…………………..” kulanjutkan kembali berjalan tanpa memperdulikannya.
“Kau mau kemana?” dengan segera dia menghadangku
“Minggir! Kau menghalangiku”
“Mau kemana?”
“Aku mau ke kastil untuk mencari Naomi”
Tanganku di tarik olehnya, “Jangan!”
“Kenapa?”
Tanpa menjawab dia langsung membawaku melesat diantara rimbunnya pepohonan hutan.
Dia membawaku ke sebuah bukit savana, “Hei, kenapa bawa aku kemari?” protesku.
“Dengar! Vampire yang lain tidak ada yang boleh tau tentangmu”
“Kenapa? Kurasa mereka perlu tau siapa aku”
“Tidak! Berbahaya. Jika mereka tahu kau adalah setengah vampire……..”
“Kenapa?”
“Karena bagi bangsa kami kau itu merupakan sebuah ancaman besar”
“Aku nggakngerti?! Bisa kau jelaskan apa bedanya aku dengan kalian?”
Kouta duduk menengadahkan kepalanya ke atas langit, “Kau tau, tak ada seorangpun yang ingin memiliki takdir menjadi vampire, andai saja waktu itu aku punya pilihan lain maka aku tak ingin menjadi seorang vampire.” Aku pun ikut duduk di sebelahnya, “Kau dulunya adalah manusia?”
Dia menoleh padaku,”Ya” dan seketika berpaling.
“Dan…… apa yang akan terjadi padaku selanjutnya?”
“Saat usiamu mencapai 18 tahun, kau akan berhenti tumbuh?”
“Maksudmu apa aku akan berhenti tumbuh?”
“Kau tidak akan menua, sel-sel tubuhmu akan berhenti berkembang, dengan kata lain kau akan abadi juga seperti kami”
Tidak mungkin!? Aku abadi? Ini bukan lelucon kan!?
“Maksudmu aku tidak akan tua?”
“Tepatnya begitu, dan saat itu juga kau tidak bisa hidup di dunia yang sekarang ini lagi”
“……………………………..” aku tak berkata apapun, kenapa malah jadi rumit begini- “ Ada hal yang ingin aku tanyakan? Waktu aku baru datang kemari, kau kan yang datang mengintaiku? Kenapa?”
“Aku tak ingin kau diincar oleh vampire lain, jadi kukatakan pada mereka kalo kau adalah mangsaku, dengan begitu mereka tak akan mendekatimu”- “Aku harus membawamu ke Roma”
“Bertemu dengan orang itu?”
“Hei, dia itu Ayahmu”
“Terserahlah, aku mau pulang saja!” kataku. Saat aku sudah melangkahkan kakiku, Kouta memanggilku lagi, “Keiko, jangan datang ke kastil itu” Aku tak memedulikan perkataannya.

Saat pulang ke villa aku bertemu dengan Ayumi, tapi sikapnya berbeda dari yang biasanya, dia menghindariku. “Ayumiiii!!!” aku mengejarnya. “Jangan dekat-dekat aku! Kau itu vampire”
Dia menjauhiku karena aku ini setengah vampire, “Dengar Ayumi, aku memang punya status baru sekarang, tapi aku tidak berubah sedikitpun”
“Nggak, kau bisa saja membunuhku”
Aku mendekatinya namun dia terus menjauh, “Menjauh Keiko!!” hujatnya
“Aku tidak sama seperti mereka, aku masih punya naluri manusia” ujarku meyakinkan Ayumi.
Tanpa peduli dengan penjelasanku, Ayumi pergi begitu saja. Bahkan sekarang temanku menjauhiku.

********NAOMI***********
“Aakh~~ Kenapa aku ada di dalam peti sih?!” gadis mungil itu terkejut mendapati dirinya terbaring di dalam peti. Dia terkejut melihat ruangan yang bergaya klasik, bola matanya melihat kesekeliling.
“Ini dimana? Aku lupa” gumamnya. Dia teringat kembali dengan peristiwa ketika Taiga membawanya ke sebuah kastil. “Ah, iya aku ingat, vampire” Buru-buru dia keluar dari peti tersebut dan menuju sebuah pintu. Dibukanya pintu tersebut namun terkunci, “Dikunci” katanya panik.
“Tolong!! Tolong buka pintunya, keluarkan aku dari sini!!!” teriaknya sambil memukul-mukul pintu.
“Apa yang kau lakukan?” Yuki muncul dari balik jendela.
Naomi terkejut melihat sosok gadis itu melayang-layang, “Kau siapa?”
“Kau mau kemana?”
“Aku mau keluar dari sini, aku mau pulang”
“Pulang?” Yuki tersenyum menanggapi ucapan Naomi- “Kau tak akan bisa pulang, karena sekarang kau sama denganku”
“Apa maksudmu?”
“Kau bukan manusia lagi, apa kau nggak sadar kalo kau yang sekarang sudah berbeda?”
Naomi melihat pantulan dirinya di cermin, kulitnya putih pucat karena tak ada darah mengalir di bawahnya. Bola matanya yang semula hitam berubah menjadi biru emerald.
“Apa yang terjadi padaku?”
“Kau bisa tebak sendiri” ucap Yuki mencibir
“Vampire……. Apa aku sudah jadi vampire?”
“Begitulah”
“Kenapa?! Kenapa?! Lebih baik aku mati saja daripada menjadi seorang vampire” teriaknya pada Yuki.
“Protes saja sama Taiga, dia yang merubahmu”
Saat itu pula Naomi mengamuk dan melempar apa saja yang ada di dekatnya. Dia berteriak dan menangis karena tak terima dengan keadaannya. “Kau kesal? Sudahlah, terima saja status barumu itu”
Tiba-tiba Naomi terkulai lemas, “Aku….aku haus? Tenggorokanku kering” ucapnya dengan napas memburu. “Saatnya kau cari makan” bisik Yuki
Kedua taring muncul dari balik bibir tipis Naomi, dia mulai mengerang dan hilang kesadaran diri
“Hmm, new born” gumam Yuki
*************************************************************************************
“Kou-chan…………”
“Kei?! Ada apa?”
“Masih perang dingin dengan Hikaru?” tanyanya
Merasa tak tertarik dengan pembicaraan itu, Kouta langsung tak mengindahkan ucapan Kei.
“Kenapa? Apa gara-gara gadis itu?”
“Bukan!”
Kei menjentik-jentikkan kukunya,“Aaah~~~ Padahal kau sendiri yang bilang kalo dia itu adalah mangsamu, tapi kenapa sampai sekarang belum kau makan juga? Ada apa Kou-chan, kau mengalami kesulitan?”
“Tidak sama sekali”
“Lalu kenapa? Atau jangan-jangan kau jatuh cinta padanya sehingga tak sanggup membunuhnya?” kata Kei berspekulasi untuk memancing Kouta- “Kau tau kan jatuh cinta pada manusia itu larangan buat kaum kita, apalagi sampai punya keturunan, setengah vampire. Kalo memang begitu keadaannya, biar aku saja yang memakannya”
Mata Kouta langsung berubah garang, “Jangan berani sentuh dia!” ancamnya.

“Aku harus segera bawa dia pergi, gawat kalo yang lainnya sampai tahu” gumam Kouta di dalam kamarnya.
2 bulan sebelumnya……….
“Hideaki-sama, ada apa memanggilku?”
“Kouta, bisakah kau membantuku?”-“ Aku punya seorang anak gadis”
“Anak gadis?!”
“Ya, hasil hubunganku dengan seorang manusia, mungkin sekarang dia sudah besar dan kira-kira usianya 17 tahun”
“Itu artinya dia adalah setengah vampire”
“Ya, aku ingin kau membawanya kesini, tapi tidak ada yang boleh tahu hal ini”
“Ya aku tahu………….”
“Jangan sampai ada yang tau kalo dia itu adalah setengah manusia dan setengah vampire, apalagi terdengar ke telinga Kitagawa”
“Apa yang akan anda lakukan setelah aku membawanya kesini?”
“Tak akan aku lakukan apa-apa. Jika kubiarkan dia hidup di dunia manusia, akan menimbulkan kecurigaan karena pada saat usianya 18 tahun dia akan berhenti tumbuh dan abadi layaknya kita. Dan setelah itu akan kubawa dia ke Transilvania”
“Aku mengerti”
Seorang vampire laki-laki dan perempuan muncul diantara pembicaraan Hideaki dan Kouta,
“Hideaki-sama, ijinkan aku ikut membantumu”
“Ryosuke………..”
Vampire itu membungkuk dan memberi salam, “ Aku dan Noeru akan ikut membantumu untuk membawa anak itu kesini, kau setuju kan Kouta?” liriknya pada Kouta.
“…………………………….”
“Baiklah, kuserahkan pada kalian” ucap Hideaki.
“Kalo begitu aku permisi dulu, ayo Noeru”
Vampire perempuan yang ada di sebelahnya mengangguk. Kouta tak bicara sedikitpun karena dia tahu Ryosuke memiliki maksud lain, “Kouta, berhati-hatilah, kau tahu sendiri tabiat Ryosuke kan?”
“Ya, aku mengerti”

Malam itu suasana terasa begitu mencekam, aku merasa gelisah. Di luar bulan purnama bersinar dengan terangnya di tambah dengan suara serigala di hutan membuat menjadi semakin horror. Ini lain dari biasanya. Aku membuka jendela kamarku dan memandangi bulan. Udara dingin menerpa wajahku, aroma pinus. Selang beberapa menit aku mendengar teriakan ibu dari bawah, dia berteriak minta tolong. Ada apa?! Tanpa perlu berlama-lama aku segera menuju kamar ibu dan ayah.
“Ayah Ibu ada apa?” Saat membuka pintu kudapati ayah dan ibu berlumuran darah.
“Kyaaaaaa!!!!!” Ayah dan Ibu diserang vampire. Seorang vampire perempuan menggigit leher ibu dan terus menghisap darahnya dan yang membuatku terkejut dia adalah Naomi,
“Naomi?!!!”
Dia melempar tubuh Ibu ke lantai dan menatapku dengan marah. “……….” dia menerjangku dan mencekikku, “Naomi…..akh-akh-akh he-ti-kan” aku hampir kehabisan napas. Kucoba melepaskan cengkraman tangan Naomi, “N-a-o-m-i l-e-p-a-s” tangannya semakin kuat mencekikku. Dia sedang di bawah alam sadar. Dia membuka mulutnya dan bersiap-siap menggigitku. Mustahil bagiku untuk melepaskan diri darinya, dia terlalu kuat. Naomi, kumohon sadarlah. Aku pasrah jika dia membunuhku dengan cara seperti ini.
*DDORRR!!!* Terdengar suara tembakan dan saat itu pula tubuh Naomi jatuh. Kulihat Keigo dan Ayumi datang, ternyata dialah yang menembak Naomi. Naomi mati, peluru tadi tepat menembus ke jantungnya. Orang tuaku mati terbunuh oleh adikku yang sudah menjadi vampire dan sekarang dia juga mati. Aku melongo melihat ketiga mayat orang-orang yang kusayangi. Aku terkulai lemas dan menangis, kenapa ini terjadi padaku?!
“Keiko” Ayumi memelukku -“Keiko maaf, kemarin aku menjauhimu. Seharusnya aku…..”
Kupeluk Ayumi erat-erat, “Ayumi, orang tua dan adikku………..” Aku tak sanggup bicara, yang kurasakan saat ini adalah rasa pedih.
“Keiko, ini sudah takdir.” ucap Keigo.
Aku dibantu oleh Ayumi dan Keigo kemudian membakar mayat Ayah, Ibu, dan Naomi. Sekarang aku tak punya siapa-siapa lagi. Ini semua gara-gara vampire itu.
“Keiko, lebih baik kau tinggalkan villa itu dan tinggalah denganku” kata Keigo
“Bagaimana dengan Hagiya-san, bagaimana kalo dia tanya soal ayah dan ibuku?” kataku panik
“Ayah sedang pergi ke luar kota untuk beberapa bulan, kita pikirkan apa yang harus kita lakukan selanjutnya”

***KASTIL****
“Kau mau ke Roma?” - “Untuk apa, Kouta-san?” tanya Daiki
“Aku ada urusan mendadak, aku harus bertemu Hideaki-sama”
“Tchih, lekaslah kau pergi, aku muak berada satu atap denganmu” celetuk Hikaru.
“Hei, kalian berdua masih bertengkar ya? Kayak anak kecil saja” ejek Yuya.
Hikaru kemudian bangun dari duduknya, “Aku tidak suka dia” tunjukknya pada Kouta.
Merasa marah diperlakukan seperti itu, Kouta pun naik pitam dan menarik kerah vampire berkulit coklat itu, “Kau…..”
“Hei!! Kouta!!” Kouta melepas hikaru karena mendengar Yuki memanggil.
“Apa?!”
“Apa kau sudah tau, Ayah dan Ibu Keiko mati”
“Hah?!”
“Dibunuh oleh Naomi, adiknya sendiri……Ironis sekali”
“Naomi, gadis yang dibawa oleh Taiga?” sela Kei
“Ya, Taiga telah merubah gadis itu menjadi vampire dan dia membunuh kedua orang tuanya. Sekarang tinggal Keiko sendiri. Kau harus segera mempertemukan mereka di alam baka, Kouta”
Kouta mengepalkan kedua tangannya dengan erat sambil berpikir.
“Kasihan sekali gadis itu hahahahaha” Hikaru tertawa puas- “Satu-satunya cara agar dia tidak menderita adalah dengan segera membunuhnya, betul kan?” lanjutnya lagi
“Kalo saja kalian tahu Keiko itu setengah vampire” ujar Kouta dalam hati.
Tanpa bicara apapun Kouta melesat pergi meninggalkan kastil dan kawanannya.

Aku masih shock, aku baru saja kehilangan Ayah, Ibu, dan Naomi. Dan sekarang untuk sementara aku tinggal di rumah Keigo karena tidak mungin aku tinggal di villa sendirian.
“Keiko, ayo minum susunya, udaranya dingin lho” Ayumi menawarkan susu padaku.
“Ya……”jawabku singkat.
Ayumi mengelus-elus punggungku, “Tidurlah, jangan terlalu sedih”
Aku hanya mengangguk akan kebaikan Ayumi, beruntung dia masih mau menerima statusku sebagai seorang setengah vampire. Kalau saja aku tidak berlibur disini maka semua ini tidak akan terjadi.
Malam itu kuputuskan untuk pergi ke kastil tanpa sepengetahuan Ayumi dan Keigo. Aku harus buat perhitungan dengan Taiga.
Hutan yang gelap gulita tanpa cahaya kutelusuri tanpa ada rasa takut sedikitpun. Hanya berbekal sebuah senter kecil.
Langkahku terhenti ketika aku melihat sekawanan serigala sedang lewat, cepat-cepat aku bersembunyi di belakang pohon besar.Kutarik kata-kataku tadi, ini benar-benar menakutkan, berada di tengah hutan, bertemu sekawanan serigala. Kutahan napasku agar tak terdengar. Keringat mengalir deras dari tubuhku. “Kyaaaaaaaaaaaaaaa” Dan betapa terkejutnya aku ketika seorang laki-laki muncul di depanku, persis di depan wajahku. Matanya merah semerah darah, itulah yang dapat kulihat. Aku berlari menjauh darinya dan aku tersandung ranting pohon sehingga aku jatuh terjerembab. “Hei, kenapa lari?” katanya mendekatiku- “Ayo sini biar kubantu bangun” dia mengulurkan tangannya. Aku tak meresponnya, karena aku tahu dia itu adalah vampire.
“Ryo-sama” muncul seorang gadis mengenakan baju terusan berwarna hitam, rambutnya diikat, matanya besar dan berwarna biru sapphire. Aku bisa melihatnya dengan jelas.
“Ada apa Noeru?”
“Kastilnya sudah dekat”
“Ah~ya…… Baiklah”-“ Ayo ikut denganku” Dia membangunkanku dan hendak membawa aku ke kastil.
“Dia, mau di bawa?” tanya gadis yang bernama Noeru.
“Ya, sebagai oleh-oleh nantinya” dia tersenyum padaku dan aku tahu maksudnya. Bawa saja aku, kalian tidak tahu aku ini juga sama seperti kalian, walopun belum sempurna.

Continue to the next chapter………………..

karya masterpiece

Previous post Next post
Up