[poem]: Hujan Turun Sepanjang Jalan ke Rumah, Kaktusku Basah Waktu Hujan, Di Bawah Satu Payung
As much as I'm demented like always (tormented by this endless, feral hunger for Loveless), I write poems again.
hujan turun sepanjang jalan ke rumah
hujan turun sepanjang jalan
dari pepohonan air memercik seperti
air mata yang turun waktu langit menangisi
awan yang pergi, lenyap.
jalanan bisu dalam sepi yang hening, menadahi
satu demi satu tetes hujan yang jatuh.
ada yang menungguku pulang
selagi aku kehujanan sepanjang jalan,
kata Hening.
kaktusku basah waktu hujan
dari deret pot di bibir jendela,
serunya,
‘mengapa kau tinggalkan aku?’
di bawah satu payung
~buat Soushi
kita berdua di bawah satu payung,
berdiri, diam dalam hujan dan hening
yang menjerit-jerit minta didengar,
‘aku ada di sini!’
Have I said that Kouga Yun MUST deliver more chapter for Loveless? Ah, who am I kidding... but I mean it! *dies*
hujan turun sepanjang jalan ke rumah
hujan turun sepanjang jalan
dari pepohonan air memercik seperti
air mata yang turun waktu langit menangisi
awan yang pergi, lenyap.
jalanan bisu dalam sepi yang hening, menadahi
satu demi satu tetes hujan yang jatuh.
ada yang menungguku pulang
selagi aku kehujanan sepanjang jalan,
kata Hening.
kaktusku basah waktu hujan
dari deret pot di bibir jendela,
serunya,
‘mengapa kau tinggalkan aku?’
di bawah satu payung
~buat Soushi
kita berdua di bawah satu payung,
berdiri, diam dalam hujan dan hening
yang menjerit-jerit minta didengar,
‘aku ada di sini!’
Have I said that Kouga Yun MUST deliver more chapter for Loveless? Ah, who am I kidding... but I mean it! *dies*